MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KONSEP KETAHANAN NASIONAL
Disusun Oleh:
Nama
: Muhammad Rifqi Hibatul Azizi
Kelas
: 2ID06
NPM
: 35416071
Dosen : Bu Rafika Maulida
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK
2017
1. Latar Belakang
Ketahanan Nasional
Dalam
perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak
terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan
keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa
Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan
ketahanan nasional.
Kondisi
atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah
tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun
besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan,
sesuai dengan kondisi serta ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut
dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional.
Kata
ketahanan nasional telah sering kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber
lainnya. Mungkin juga kita sudah memperoleh gambarannya.
Untuk
mengetahui ketahanan nasional, sebelumnya kita sudah tau arti dari wawasan
nusantara. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa,
yang didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan
kekuatan nasional.
Kekuatan
ini diperlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang langsung atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan,
keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi
ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun dari luar.
2. Pokok-Pokok Pikiran
Ketahanan Nasional
Upaya pencapaian ketahanan nasional
sebagai pijakan tujuan nasional yang disepakati bersama didasarkan pada
pokok-pokok pikiran berikut :
v Manusia
Berbudaya
Manusia
adalah mahluk Tuhan yang pertama-tama berusaha menjaga, mempertahankan
eksistensi dan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, manusia berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya dari yang paling pokok sampai yang paling mutakhir
baik yang bersifat materi maupun
kejiwaan.
Manusia
dikatakan mahluk Tuhan yang sempurna karena memiliki naluri, kemampuan
berpikir, akal dan berbagai ketrampilan, senantiasa berjuang. Untuk keperluan
itu maka manusia hidup berkelompok (homo socius) dan menghuni suatu wilayah
tertentu yang dibinanya dengan kemampuan dan kekuasaannya (zoon politicon).
Oleh karena itu, manusia berbudaya senantiasa selalu mengadakan
hubungan-hubungan sebagai berikut :
·
Manusia dengan
Tuhan dinamakan Agama/Kepercayaan
·
Manusia dengan
cita-cita dinamakan Ideologi
·
Manusia dengan
kekuatan/kekuasaan dinamakan Politik
·
Manusia dengan
pemenuhan kebutuhan dinamakan Ekonomi
·
Manusia dengan
penguasaan/pemanfaatan alam dinamakan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
·
Manusia dengan
manusia dinamakan Sosial
·
Manusia dengan
rasa Keindahan dinamakan Seni/Budaya
·
Manusia dengan
rasa aman dinamakan Pertahanan dan
Keamanan
Dari
uraian tersebut di atas diperoleh suatu
kesimpulan bahwa manusia bermasyarakat
untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya yaitu kesejahteraan, keselamatan
dan keamanan. Ketiga hal itu adalah hakekat dari ketahanan nasional yang
mencakup dan meliputi kehidupan nasional yaitu aspek alamiah dan aspek
sosial/kemasyarakatan sebagai berikut :
v Aspek
alamiah adalah :
a. Posisi
dan lokasi geografi negara
b. Keadaan dan kekayaan alam
c. Keadaan
dan kemampuan penduduk
v Aspek
sosial/kemasyarakatan adalah :
1. Ideologi
2. Politik
3. Sosial
4. Budaya
5. Pertahanan
dan Keamanan
Aspek
alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah Trigatra, sedangkan
aspek sosial/kemasyarakatan bersifat dinamis disebut juga dengan istilah
Pancagatra. Kedua aspek itu biasanya
disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas mempunyai hubungan timbal balik
antargatra yang sangat erat yang disebut dengan istilah keterhubungan
(korelasi) dan ketergantungan (interdependensi).
3. Pengertian
Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan
Nasional pastinya mempunyai rumusan dengan pengertian yang baku dalam upayanya
menghadapi dinamika perkembangan dunia
dari masa ke masa. Kepastian itu
menjadi keharusan karena dipakai sebagai titik dasar atau titik tolak
untuk gerak implemetasi/penerapan di dalam hidup dan kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara.
Pengertian
baku Ketahanan Nasional bangsa Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek
kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam untuk
menjamin identitas , integritas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
Oleh
karena itu, Ketahanan Nasional adalah kondisi hidup dan kehidupan nasional yang harus senantiasa diwujudkan dan
dibina secara terus-menerus serta sinergik. Hal demikian itu, dimulai dari
lingkungan terkecil yaitu diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dengan modal dasar keuletan dan ketangguhan
yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan itu harus
selalu didasari oleh pemikiran geopolitik dan geostrategi sebagai sebuah
konsepsi yang dirancang dan dirumuskan
dengan memperhatikan konstelasi yang ada disekitar Indonesia.
4. Konsepsi
Ketahanan Nasional
Konsepsi
Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional
melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang
seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh
dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata
lain, konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk
meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dengan
pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan
dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai
nasionalnya, demi sebesar-besar kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan
jasmaniah. Sementara itu, keamanan adalah kemampuan bangsa dan negara untuk
melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari
dalam.
Hakikat
Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengambangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
Hakikat konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang ,
serasi dan selaras dalam aspek hidup dan kehidupan nasional.
Konsepsi
pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh
aspek kehidupan secara utuh dan terpadu berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan
wawasan nusantara dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan
pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang
adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan
bangsa melindungi nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari
dalam.
5. Asas-Asas
Ketahanan Nasional Indonesia
Asas
Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan
Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari :
v Asas
Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan
dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar
dan esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam
sistem kehidupan nasional dan merupakan
nilai intrinsik yang ada padanya. Dalam realisasinya kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai
dengan menitikberatkan pada kesejahteraan tetapi tidak mengabaikan keamanan. Sebaliknya memberikan prioritas pada keamanan tidak boleh
mengabaikan kesejahteraan. Oleh karena itu,
keduanya harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apapun sebab
keduanya merupakan salah satu parameter tingkat ketahanan nasional sebuah
bangsa dan negara.
v Asas
komprehensif intergral atau menyeluruh terpadu
Sistem
kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh
menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, ketahanan nasional mencakup ketahanan
segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu
(komprehensif integral)
v Asas
mawas ke dalam dan mawas ke luar
Sistem
kehidupan nasional merupakan perpaduan
segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Disamping itu,
sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya.
Dalam prosesnya dapat timbul berbagai dampak
baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap
mawas ke dalam dan ke luar.
a. Mawas
ke dalam
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan
kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang
proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet
dan tangguh. Hal itu tidak berarti bahwa ketahanan nasional mengandung sikap
isolasi dan atau nasionalisme sempit (chauvinisme).
b. Mawas
ke luar
Mawas ke luar bertujuan untuk
dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi dampak
lingkungan strategis luar negeri, serta menerima kenyataan adanya saling
interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Untuk menjamin
kepentingan nasional, kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan
nasional, agar memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya
tawar. Namun demikian, interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk
kerjasama yang saling menguntungkan.
v Asas
kekeluargaan
Asas
kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan,
gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini
diakui adanya perbedaan yang harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan
kemitraan serta dijaga agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat
antagonistik yang saling menghancurkan.
6. Sifat
Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan nasional memiliki sifat yang
terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya,
yaitu :
v Mandiri
Ketahanan
nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan
dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu
pada identitas , integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian (independent)
ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).
v Dinamis
Ketahanan
nasional tidaklah tetap melainkan dapat meningkat dan atau menurun tergantung
pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan
strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan
perubahan itu senantiasa berubah pula. Oleh karena itu, upaya peningkatan
ketahanan nasional harus selalu diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya
diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik
v Wibawa
Keberhasilan
pembinaan ketahanan nasional Indonesia
secara berlanjut dan berkesinambungan
akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan
bangsa yang dapat menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain. Makin tinggi
tingkat ketahanan nasional Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan nasonal yang berarti makin tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki
bangsa dan negara Indoesia.
v Konsultasi
dan kerjasama
Konsepsi
ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan
antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata tetapi
lebih pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
7. Hubungan
Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional
Diantara
kedua hal tersebut terdapat suatu keterkaitan antara satu dengan yang lain.
Wawasan nusantara yang merupakan suatu kesamaan pandangan suatu bangsa mengenai
diri dan lingkungannya yang menjadi dasar pemikiran seluruh warga Negara
Indonesia, tujuannya adalah agar dapat terbentuk ketahanan nasional yang kuat
pada bangsa tersebut yang didasari kesamaan jati diri bangsa dan lingkungannya.
Kemudian dari ketahanan nasional yang kuat otomatis akan memiliki kekuatan
politik yang kuat. Dengan adanya politik yang kuat maka bangsa tersebut telah
memiliki suatu pandangan yang jelas mengenai perencanaan, pengembangan,
pemeliharaan serta penggunaan potensi nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Pandangan ini mempengaruhi terhadap cara atau yang disebut sebagai suatu
strategi nasional untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan (tujuan nasional
bangsa Indonesia). Selain itu bangsa tersebut akan diakui oleh masyarakat
internasional sebagai bangsa yang kuat dan kompak.
Wawasan
nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi
proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan ketahanan
nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan
nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu, diperlukan
suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa
Indonesia. Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan
perilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa
dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan
sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa
dan negara lebih meyakini dan lebih dalam.
Jadi
dari paparan diatas secara singkat dapat dikatakan bahwa hubungan wawasan
nusantara dengan ketahanan nasional sangat berkaitan antara yang satu dengan
yang lainnya. Dimana wawasan nusantara adalah merupakan dasar atau pedoman bagi
seluruh warga negara indonesia untuk mewujudkan suatu ketahanan nasional yang
kuat dan tangguh guna menjaga, mempertahankan, mengembangkan dan mencapai
cita-cita bangsa indonesia sesuai dengan UUD 1945.
8. Pengaruh
Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Tiap-tiap
aspek, terutama aspek-aspek dinamis, di dalam tata kehidupan nasional relatif
berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan sehingga interaksinya menciptakan
kondisi umum yang sangat kompleks dan amat sulit.
Dari pemahaman
tentang hubungan tersebut tentang gambaran bahwa Konsepsi Ketahanan Nasional
akan menyangkut hubungan antara aspek yang mendudung kepribadian yaitu :
v Aspek
yang berkaitan dengan alam besifat stasti, yang meliputi Aspek Geografi, Aspek
Kependudukan, dan aspek Sumber Kekayaan Alam.
v Aspek
yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi Aspek Ideologi,
Aspek Politik, Aspek Sosial Budaya, dan Aspek Pertahanan dan Keamanan.
9. Bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan dan
Gangguan terhadap Ketahanan Nasional
9.1 Ancaman
Tantangan adalah
suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan menggugah kemampuan. Ancaman adalah
suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan mengubah dan merombak kebijaksanaan
yang dilandaskan secara konsepsional. Hambatan adalah suatu hal yang bersifat
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional yang berasal dari dalam.
Gangguan adalah hambatan yang berasal dari luar.
Beberapa ancaman
dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adadnya tekad
bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa. Berbagai pemberontakan
PKI, RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta dan juga gerakan sparatis di
Timor- Timur yang pernah menyatakan dirinya berintegrasi dengan Indonesia,
meskipun akhirnya kenyataan politik menyebabkan lepasnya kembali daerah
tersebut. Ancaman sparatis dewasa ini ditunjukan dengan banyaknya wilayah atau
propinsi di Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti
Aceh, Riau, Irian Jaya, dan beberapa daerah lain begitu pula beberapa aksi
provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai terjadinya berbagai
kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama dan gangguan dari luar adalah
gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-pulau kecil yang masih
berada di di dalam wilayah NKRI namun dekat dengan wilayah negara lain. Bangsa
Indonesia telah berusaha menghadapi semua ini dengan semangat persatuan dan
keutuhan, meskipun demikian gangguan dan ancaman akan terus ada selama
perjalanan bangsa, maka diperlukan kondisi dinamis bangsa yang dapat
mengantisipasi keadaan apapun terjadi di negara ini.
v Ancaman
dari dalam negri
Contohnya adalah
pemberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat Indonesia.
Meskipun tokoh-tokoh LSM banyak yang menyatakan hal ini sebagai sesuatu yang
mengada-ada, pada kenyataannya potensi ancaman yang dihadapi negara Republik
Indonesia tampaknya akan lebih banyak muncul dari dalam negeri, antara lain
dalam bentuk:
o
disintegrasi bangsa, melalui
gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau pemberontakan
akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat
o
keresahan sosial akibat ketimpangan
kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang pada gilirannya dapat
menyebabkan huru-hara/kerusuhan massa
o
upaya penggantian ideologi Panca Sila
dengan ideologi lain yang ekstrim atau yang tidak sesuai dengan jiwa dan
semangat perjuangan bangsa Indonesia
o
potensi konflik antar kelompok/golongan
baik akibat perbedaan pendapat dalam masalah politik, maupun akibat masalah
SARA
o
Makar atau penggulingan pemerintah yang
sah dan konstitusional
v Ancaman
dari luar negeri
Contohnya adalah
infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme
serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri. Tampaknya
akan lebih berbentuk upaya menghancurkan moral dan budaya bangsa melalui
disinformasi, propaganda, peredaran narkotika dan obat-obat terlarang,
film-film porno atau berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengaruhi
bangsa Indonesia terutama generasi muda, yang pada gilirannya dapat merusak
budaya bangsa. Potensi ancaman dari luar lainnya adalah dalam bentuk
“penjarahan” sumber daya alam Indonesia melalui eksploitasi sumber daya alam
yang tidak terkontrol yang pada gilirannya dapat merusak lingkungan atau
pembagian hasil yang tidak seimbang baik yang dilakukan secara “legal” maupun
yang dilakukan melalui kolusi dengan pejabat pemerintah terkait sehingga
meyebabkan kerugian bagi negara.
Semua potensi ancaman tersebut dapat
diatasi dengan meningkatkan Ketahanan Nasional melalui berbagai cara, antara
lain:
o
Pembekalan mental spiritual di kalangan
masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia
o
Upaya peningkatan perasaan cinta tanah
air (patriotisme) melalui pemahaman dan penghayatan (bukan sekedar penghafalan)
sejarah perjuangan bangsa.
o
Pengawasan yang ketat terhadap
eksploitasi sumber daya alam nasional serta terciptanya suatu pemerintahan yang
bersih dan berwibawa (legitimate, bebas KKN, dan konsisten melaksanakan
peraturan/undang-undang).
o
Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat
kecintaan terhadap tanah air serta menanamkan semangat juang untuk membela negara,
bangsa dan tanah air serta mempertahankan Panca Sila sebagai ideologi negara
dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara.
o
Untuk menghadapi potensi agresi
bersenjata dari luar, meskipun kemungkinannya relatif sangat kecil, selain
menggunakan unsur kekuatan TNI, tentu saja dapat menggunakan unsur Rakyat
Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta.
Dengan doktrin
Ketahanan Nasional itu, diharapkan bangsa
Indonesia mampu mengidentifikasi berbagai masalah nasional termasuk ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan terhadap keamanan negara guna menentukan
langkah atau tindakan untuk menghadapinya.
Sedangkan
Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma)
:
o Ancaman
di dalam negeri, Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat indonesia.
o Ancama
dari luar negeri. Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari
kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut
oleh musuh dari luar negri.
9.2 Tantangan
Berikut tantangan ketahanan nasional
yang dihadapi Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai bidang, antara lain:
1.
Di Bidang Politik
Dalam bidang
politik terdapat ancaman berupa pemerintahan yang tidak aspiratif dan
responsive atau bisa dikatakan diktator. Pemerintahan yang tidak mau
mendengarkan aspirasi rakyat artinya pemerintah ini tidak demokratis (dari
rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat). Padahal kita tahu bahwa sistem
pemerintah Indonesia adalah sistem pemerintah yang demokratis bukantotaliter
(diktator). Meskipun telah diselenggarakannya pemilu, hal ini tidak menjamin
semua suara serta partisipasi rakyat mendapat bagian dalam pemerintahan. Ini
dikarenakan masih sering manipulasi suara rakyat untuk memenangkan kelompok
tertentu sampai kepada tidak meratanya pemberian hak suara kepada rakyat (ada
rakyat yang berhak menggunakan hak suaranya tetapi tidak tercantum namanya dan
sebaliknya).
2.
Di Bidang Ekonomi
Dalam bidang
ekonomi kemiskinan menjadi ancaman bagi Ketahanan Nasional. Suatu kenyataan
bahwa kemiskinan masih terdapat dalam jumlah yang besar di Indonesi. Meskipun
jumlah rakyat yan hidup di bawah garis kemiskinan sudah dapat dikurangi sevara
mencolok, yaitu dari sekitar 70% pada tahum 1970 menjadi sekitar 15% pada tahun
1993, namun itu masih meliputi tidak kurang dari 27 juta orang. Satu jumlah
yang sama dengan jumlah penduduk satu negara ukuran menengah seperti Canada (28
juta) dan jauh atas penduduk Malaysia (19 juta). Padahal rakyat Indonesia yang
hidup sedikit di luar garis kemiskinan juga masih tergolong miskin sekali. Maka
dengan begitu jumlah penduduk Indonesia yang masih hidup miskin banyak sekali.
Kondisi penduduk demikian tidak mendukung adanya Ketahanan Nasional yang kuat.
Seperti telah diuraikan, Ketahanan Nasional terdiri dari Kesejahteraan dan
Keamanan yang dapat dibedakan tetapi tidak dipisahkan. Kalau masih banyak
sekali penduduk Indonesia miskin, sekalipun ada kecenderungan akan membaik,
maka Kesejahteraan pada waktu ini belum tinggi. Karena itu juga Keamanan belum
dalam kondisi yang cukup baik. Oleh karena itu kemiskinan merupakan tatangan
yang harus dapat diatasi secepat mungkin untuk dapat mewujudkan Ketahanan
Nasional yang tangguh. Kemiskinan itu dapat dilihat secara absolut dan relatif.
Dilihat secaea absolut kita mempunyai tingkat kemiskinan sebagaimana
diindikasikan oleh penghasilan per kapita yang sekarang sebesaaaaaar 730 dollar
AS atau sekitar Rp. 1.500.000,00 per tahun. Pada umumnya penghasilan yang
dinilai memadai adalah kalau sudah di atas 2.000 dollar AS atau sekitae Rp.
4.500.000,00 per tahun. Jadi keadaan kita secara absolut baru sepertiga yang
dinilai normal. Padahal angka Rp. 1.500.000,00 per kapita/tahun itu jauh dari
gambaran keadaan penghasilan penduduk yang sebenarnya. Sebab ada yang
segolongan kecil yang kaya sekali dengan penghasilan per kapita mungkin tidak
kalah dari penduduk di negara maju, jadi lebih dari 20.000 dollar AS atau Rp.
45 juta setahun. Sedangkan mayoritas penduduk di bawah Rp 1.500.000,00 bahkan
mungkin sekali di bawah Rp. 1.000.000 per tahun. Secara relatif kondisi
penghasilan bangsa Indonesia masih amat parah juga, karena harus dibandingkan
dengan penghasilan per kapita bangsa-bangsa yang lain, khususnya yang tinggal
sekitar kita. Kita adalah bangsa termiskin di lingkungan ASEAN menurut laporan
World Bank Altas 1995. Singapore adalah terkaya dengan $ 19.310, Malaysia
$3.160, Thailand $ 2.040, Filipina $ 830, sedangkan Brunei Darussalam menurut
majalah Asia Week 10 Februari 1995 $ 18.500. maka jelas sekali bahwa kita baik
secara absolut maupun relatif masih tergolong bangsa yang miskin, apalagi kalau
melihat penghasilan mayoritas penduduk yang di bawah Rp. 1.000.000,00 atau $
500. Meskipun sekitar 5% pendudukan Indonesia tidak kalah hidupnya dari rata-rata
pendudukan Singapore.
Sungguhpun
perhatian lebih dipusatkan pada masalah keamanan dalam negeri serta dongrongan
yang lebih bersifat infiltrasi dan subversi, kewaspadaan nasional terhadap
segala bentuk ancaman dan tantangan merupakan sesuatu yang mutlak, untuk
memeliharakelangsungan hidup bangsa dan mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan sertamelaksanakan pembangunan di segala bidang untuk mencapai
ketahanan nasional yang tinggi.Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan dalam
menghadapi masalah pertahanan dankeamanan adalah perkembangan lingkungan
internasional dan regional, pertentangan dan konflik bersenjata yang terjadi di
beberapa kawasan, pengaruh resesi ekonomi dan perkembangan lingkungan hidup di
dalam negeri sendiri. Suasana ketidakpastian menuntut agar bangsa Indo-nesia
lebih menyadari kenyataan dan meningkatkan upaya untuk memelihara daya tangkal
yangefektif. Cara mengatasinya adalah Pembangunan TNI (untuk ancaman luar
negeri) dan Polri(untuk ancaman dalam negeri) perlu dilanjutkan (dimulai dari
Repelita II), misalnyameningkatkan kesejahtreaan TNI /Polri (masalah mencukupi
kebutuhan fisik manusia),deteriorisasi materiil dan sarana dan prasarana maupun
pendidikan mencakup persenjataan untuk menjada keamanan dalam dan luar negeri.
Karena anggaran yang terbatas, sehingga untuk belanja modal (membeli
perlengkapan persenjataan) tidak dimungkinkan di Indonesia.
3.
Di Bidang Sosial Budaya
Dalam bidang
sosial budaya, ancaman terbesarnya adalah tidak bisanya rakyat Indonesia mempertahankan kebhinekaan yang ada. Dimana
keberagaman budaya dan suku bangsa yang seharusnya menjadi pemersatu bangsa
malah sering dijadikan alat untuk memecah belahkan bangsa. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya konflik yang terjadi akibat dari perbedaan ras dan
golongan. Dimana setiap anggota dari suku dan budaya yang ada beranggapan kalau
kebudayaan serta suku merekalah yang paling baik dan tidak mengindahkan
kebudayaan serta suku lainnya yang ada di tengah masyarakat. Sikap mementingkan
kepentingan golongan dibandingkan dengan kepentingan masyarakat secara
keseluruhan ini jugalah yang dapat memecah belahkan persatuan yang ada, dimana
masing-masing pihak berupaya untuk mencapai tujuannya dengan mengesampingkan
tujuan nasional secara keseluruhan. Selain itu juga perbedaan agama sering
memacu timbulnya konflik yang ada di masyarakat. Dimana terdapat paham yang
membeda-bedaka ajaran agama yang satu dengan yang lain, yang kemudian akan
mengakibatkan terbentuknya gap antara
agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain. Perbedaan agama serta aliran
kepercayaan yang ada di Indonesia inilah yang paling berdampak besar terhadap
perpecahan serta merupakan ancaman yang serius di bidang sosial budaya. Masalah
perbedaan status serta strata dalam masyatakat juga merupakan ancaman dibidang
sosial budaya, dimana terdapat perbedaan yang mencolok antara majikan dan
bawahan serta antara yang kaya dan yang miskin. Ini juga berpotensi untuk
memicu terjadinya konflik dalam masyarakat jika perbedaan tersebut terlalu
mencolok. Perbedaan ini bukan hanya dalam status yang dimiliki saja tetapi
biasanya juga terhadap perlakuan yang mereka peroleh, seperti halnya orang kaya
selalu diutamakan kepentingannya dibandingkan dengan yang miskin. Solusi untuk
permasalahan ini adalah perlunya sikap toleransi antar sesama, dimana semua
anggota masyarakat harus menghormati serta menghargai hak serta kepentingan
sesamanya, mengutamakan serta memprioritaskan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
4.
Di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Dalam bidang
pertahanan dan keamanan adalah ancaman terhadap kedaulatan NKRI jangan sampai
kejadian di Desember 2002 terulang, dimana Pulau Sigitan dan Pulau Sipadan
diambil oleh negara lain. Apalagi kita
tahu RI memiliki batas wilayah dilaut dengan 10 negara tetangga, yaitu dengan
India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina, Pulau, PNG, Australia
dan Timor Leste berbatasan dengan RI di darat. Baik perbatasan di laut maupun
di darat masalah penegasan dan penetapan batas internasional tersebut sampai
sekarang belum tuntas karena masih ada kantung-kantung sepanjang garis batas
yang belum tertutup (belum ada kesepakatan bersama dalam penentuan batas negara
maupun yang bermasalah). Sebagai contoh, di perbatasan darat antara RI-Malaysia
di Kalimantan terdapat 10 permasalahan batas yang masih perlu penyelesaian.
Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan
menempatkan TNI di daerah perbatasan.
Mengatasi hal
ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan menempatkan TNI di
daerah perbatasan. Selain itu pemerintah harus tegas dan mengambil tindakan
cepat untuk melakukan negosiasi dengan pemerintahan negara lain tentang batas
wilayah. Jikatindakan represif tidak berjalan, kita bisa saja melakukan
konfontrasi dengan negara yang bersangkutan seperti yang dilakukan Indonesia
kepada Malaysia tahun 1960-an.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar